Padangsidimpuan.SSOL- Mantan pentolan aktivis buruh yang sekarang sudah menjadi Anggota DPRD kota Padangsidimpuan dari partai Nasdem yang juga tokoh pemuda tabagsel ini mengajak masyarakat kota Padangsidimpuan supaya jeli menilai visi-misi para pasangan calon walikota Padangsidimpuan, yang menurutnya tak masuk diakal terealisasi dengan segala keterbatasan anggaran pemerintahan yang ada.
Timbul Parsaulian Simanungkalit juga menyikapi, Seputar Debat Kandidat Walikota Padangsidimpuan yang dilaksanakan KPU (Komisi Pemilihan Umum), “Sebenarnya saya tak ingin berkomentar. Tapi karena ada beberapa status facebook dan comment dari simpatisan yang membuat saya terhenyak. Ketika Paslon no. 1 memberikan tawaran mengatasi pengangguran dengan pengiriman TKI (tenaga kerja indonesia) ironis nya ada yg menulis di akun Facebook nya bahwa masyarakat Padangsidimpuan “bukan bermental babu”ucapnya merasa kesal.
Jika ada yang mengatakan TKI (migrant worker) adalah babu, itu menunjukkan kedangkalan berpikir. Sebutan ini sangat menyakiti TKI kita yang sudah membantu Devisa negata kita .
Pekerjaan TKI adalah legal dan diatur dengan ketentuan oleh negara. Ada perusahaan yg bergerak dibidang jasa TKI, namanya PJTKI. Jika ada yg mau berdiskusi soal ini, saya sebagai mantan aktivis buruh bersedia memberi waktu. Tapi sekali lagi jangan menyakiti TKI dengan menuduh mereka babu,mereka itu pahlawan devisa.
Saya juga hadir di acara tersebut dan mendengar semua visi misi kandidat. Semua program mereka bagus. Tapi pertanyaannya, apakah bisa terealisasi? APBD kota Padangsidimpuan T.A. 2018 sekitar Rp. 843 Milyar. 65% persen dari anggaran tersebut adalah untuk belanja pegawai. Sisanya sekitar Rp. 295 Milyar untuk pembangunan. Apakah angka ini cukup untuk mewujudkan mimpi-mimpi fantastis dari beberapa kandidat?
Kita bukan Jakarta, Kita Padangsidimpuan yang minim sumber PAD. Jangan terlalu muluk-muluk dengan “mission imposible”. Padangsidimpuan tidak butuh pemimpin yang menawarkan janji-janji manis di atas kertas, yang hanya sedap didengar dan dibaca, tapi mustahil terlaksana. Padangsidimpuan butuh pemimpin yang mengenal daerahnya, kebutuhan dan kemampuannya. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang jujur dan realistis ” terangnya saat di jumpai di kantornya.
Martin Gabe