TAPTENG, SSOL – Sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki ditemukan terapung dalam kondisi kaki serta tangan terikat tali dan di beri pemberat di kawasan laut Pulau Mursala, Selasa (28/05-2019) sekitar pukul 10.00Wib dekat Pulau Putri, Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.
Informasi penemuan mayat ini, pertama kali ditemukan oleh Monica dan keluarganya saat hendak liburan ke Pulau Mursala. Dan langsung menghubungi bapak Tuanya di Pandan agar diteruskan ke Basarnas.
Tanpa menunggu waktu, Tim Basarnas Sibolga 18 orang, dipimpin Kepala Pos SAR Sibolga, Hari Susanto, dibantu petugas dari Lanal Sibolga 2 orang, Pol Airud Mabes Polri BKO Perairan Sibolga KP Bangau 5006, 2 orang bersama awak media langsung meluncur ke TKP.
Kepala Pos Tim SAR Sibolga, Heri Susanto ketika dikonfirmasi awak media membenarkan telah mendapat laporan perihal penemuan mayat tersebut.
“Saya sudah mendapatkan laporannya dari seorang wanita bernama Monica Mendrofa disaat saya sedang mengikuti acara di Polres Tapteng,” katanya.
Sekitar pukul 12.30 Tim Basarnas tiba dilokasi ditemukannya mayat terapung dilaut dan sudah gembung dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Selanjutnya Hari Susanto sedikit bercerita menjelaskan penuturan Monica Mendrofa terkait kronologi ditemukannya mayat tersebut. Dia (Monica-red) bersama keluarganya menemukan mayat tersebut ketika hendak liburan ke Pulau Mursala.
“Di saat melintas di Pulau Putri, Monica dan kawan kawannya melihat ada mayat terapung di laut. Semula dia pikir batang kayu atau jenis lainnya,” sebut Hari menirukan penuturan Monica.
Melalui sambungan telepon selular Monica kepada awak media. Awalnya mereka melihat benda yang terapung itu seperti patung atau batang kayu. Tetapi karena ingin memastikan mereka meminta pengemudi motor bot yang ditumpangi untuk mendekat.
“Setelah kami mendekat, ternyata itu adalah sesosok mayat laki-laki kisaran usianya 40-an tahun dengan posisi kaki dan tangan diikat tali, dan mulutnya dilakban,” kata Monica.
Ia mengaku sempat takut dengan ditemukannya mayat itu. Dia pun menghubungi bapak tuanya Pendeta Juniaro Mendrofa yang tinggal di Pandan, kemudian menghubungi Tim SAR.[]
IWAN PAKPAHAN