79 Tahun sudah perjalanan Indonesia mengisi kemerdekaan. “Betapa sudah rusak mental bangsa kita”, keluh Prabowo Presiden 8. Sebegini parahkah bangsa ini. Memang ada sebagian rakyat yang terpesona dengan gebyar kemajuan pembangunan infrastruktur jalan tol yang spektakuler dibangun Jokowi selama satu dasawarsa. Tapi polemik kegagalan Jokowi membangun bangsa terus saja tak henti dengan melonjaknya tingkat korupsi yang terjadi.
Di saat rakyat kesulitan mendapat pekerjaan, mahalnya harga pangan, biaya hidup yang makin berat, justru di tingkat elitis korupsi triliunan rupiah menjadi hal biasa. Tidak perlu harus dengan angka statistik rakyat merasakan kebobrokan moral bangsa di dasawarsa terakhir. Para pejabat dan elitis saling sandera menyandera dan menggunakan power uang, jabatan dan hukum untuk memoles wajah elitis di negeri ini. Di kalangan rakyat dengan bebasnya disuguhi judol, kebebasan alat kontrasepsi, suguhan gaya hidup bebas yang marak mengalir deras di medsos. Sesungguhnya Prabowo terlambat menyadari semua itu.
Cukup mengagetkan, ketika akhir-akhir ini beredar di medsos bahwa 3 orang Palestina mimpi bertemu Rosululloh SAW dan dipesankan “panggillah Indonesia karena Imam Mahdi ada disana”. Jika kita merunut Imam Mahdi sebagai sosok yang diutus Allah SWT di akhir zaman untuk membawa kemakmuran di sekitarnya, dan sosok pemimpin yang adil dan memberantas kezaliman yang terjadi sebelumnya, maka tidak perlu kaget dengan mimpi 3 orang Palestina tersebut. Justru saatnya kita berbenah diri untuk menyongsong hadirnya Imam Mahdi dan berdoa penuh harap agar kebobrokan moral bangsa yg puncaknya pada dasawarsa terakhir ini dapat segera diakhiri.
Belum lama kita melalui peringatan hari sumpah pemuda 2024. Merenungi perjalanan bangsa setelah 96 tahun sumpah setia para pemuda di Indonesia diikrarkan, satu nusa – satu bangsa – satu bahasa, menggelorakan semangat rasa cinta tanah air, rasanya kini ikrar itu tak berbekas, cinta tanah air dan bangsa menjelma menjadi semangat cinta duniawi tak peduli lagi nasib bangsa bahkan kedaulatan bangsa dan negara nyaris ditangan kaum china penjajah. Presiden Prabowo patut introspeksi apa yang sesungguhnya terjadi pada bangsa ini.
Pasca lahir UUD 2002 hasil amandemen 4 kali produk reformasi 1998 justru melahirkan bangunan ketatanegaraan runtuh setahap demi setahap. Tatanan politik diwarnai perselingkuhan elitis dengan oligarkhi makin mengental dan menorehkan pergeseran ideologis komunism liberalism kapitalistis yang jauh dari paham nilai azas kebersamaan yang masih jadi naluri konstitusional bangsa yakni Pembukaan UUD 1945 (Asli). Pola hidup individualism merebak, semua free bebas hingga kata merdeka yang dijaman perjuangan dulu sebagai frasa heroik kini menjadi semua serba boleh, merdeka.
Bangsa ini perlu taubat nasuha. Bijak bila kita bersama-sama merestorasi jiwa kebangsaan kembali seperti kembali menjadi jati diri bangsa di masa perjuangan kaum muda dulu. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sugondo, Bung Leimena, Bung Mangunsaskoro, Bung M Roem, Bung Kartosuwiryo, Bung Adnan Kapau, Bung Sie Kong Liong dan Bung – Bung lainnya bergerak sigap membuat perubahan dimulai tahun 1922 bertekad bersatu meraih kemerdekaan. Gerakan pemuda ini membuat sekelompok raja-raja nusantara terpesona dan akhirnya menitipkan amanah yang mulanya diberikan kepada ulama pada tahun 1924, dimana tepat pada tahun sama Mustafa Kemal Pasha meruntuhkan kekhalifahan Turkey Ustmani yang secara drastis terjadi proses pembaratan atau sekularism yang ekstrim diterapkan di Turkey dan hal ini berimbas pada hilangnya sistem peradaban Islam yang tatanan ini secara faktual menjadi tatanan anutan kerajaan kesultanan-kesultanan di nusantara.
Amanah tersebut adalah kelak ketika cita-cita mendirikan negara terwujud maka hendaknya AMPERA yang dicetuskan para raja-raja nusantara menjadi perhatian mengingat para raja-raja menyikapi bahwa penderitaan hidup rakyat terjadi berulang kali sejak jaman raja-raja hingga jaman Jepang namun semuanya tidak pernah jadi amanat dan amanah. Dalam perjalanan perjuangan hingga di awal kemerdekaan ternyata raja-raja bukan hanya memberi cek kosong tetapi pasca kesepakatan para raja – raja pada konferensi Malino dan Linggarjati hingga diterbitkan Dekrit Pertama Presiden Tahun 1948 di Yogyakarta dan dekrit itu dilaksanakan secara tertutup pada orang orang tertentu dan dirahasiakan di kalangan orang – orang Amanah, raja raja bersepakat menyerahkan kekayaan mereka berupa Asset Bank dalam bentuk Logam Mulia kepada Badan Pemegang Amanah atau Board of Trustee yang mewakilinya Ir. Soekarno yang bersumber dari jasa urus niaga jaminan / collateral hingga dana terkumpul disebut Dana Amanah Soekarno dan Ir. Soekarno meneguhkannya menjadi Dana Harta Amanat Ampera merujuk pada penderitaan rakyat sebagai amanat bagi bangsa ini memakmurkan rakyat.
Soekarno adalah representasi pemuda penggerak perjuangan pada periode awal nasionalisme kaum muda tumbuh dengan tekad membebaskan rakyat dari penderitaan, ketertindasan dan kemelaratan dan di masa itulah kaum muda bertekad menggaungkan Indonesia kelak hadir sebagai negara merdeka. Tepat tanggal 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda dikrarkan sebagai sumpahan para pejuang bangsa dan negara.
Tentunya bukan hanya tatkala memperingati hari Sumpah Pemuda para elitis bangsa ini, pejabat negara, pemerintah dan elit partai tidak boleh abai dengan Amanah Ampera yang dititipkan para raja-raja ketika itu dan semestinya harus melekat kuat kepada pundak Pemerintah Republik Indonesia ini.
Prabowo Subianto Presiden RI sadar betapa moral bangsa telah porak poranda, Undang Undang telah melenceng jauh sehingga meminta kepada Menteri Hukum Supratman untuk mereview seluruh Undang Undang. Masalahnya induknya UU yakni UUD 2002 sudah berbelok dari cita cita luhur konstitusi, bahkan menyimpan demoralitas konstitusi sebab antara Batangtubuh UUD 2002 dengan Pembukaan UUD 2002 (Menempel mentah mentah Pembukaan UUD 1945 Asli) tidak ada senyawa, artinya roh Pembukaan UUD 1945 tidak menyinari pasal-pasal dalam Batangtubuh UUD 2002. Akibatnya UUD 2002 menyebabkan deformasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi idealnya harus dikembalikan ke UUD 1945 lalu diadakan penyesuaian dan penataan UU sesuai dengan perkembangan setelah 79 tahun ini secara Adendum.
Kita dukung Prabowo untuk tidak tanggung-tanggung membangun tatanan baru dan mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang bermoral agung. Beberapa hari ke depan bangsa ini memperingati perjuangan arek-arek Surabaya yang berperang pasca kemerdekaan melawan penjajah sekutu Inggris dan Belanda yang bermaksud mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan kembali. Rusaknya moral bangsa yang dikeluhkan Presiden Prabowo Subianto secara langsung ataupun tidak langsung jelas produk dari penjajahan globalis terkhusus kaum oligarkhi lokal maupun internasional yang merontokkan
bukan hanya ekonomi Indonesia, terdegradasinya ideologi Pancasila serta tatanan politik bangsa yang jauh dari peradaban musyawarah mufakat, bahkan serbuan bahasa mandarin yang bukan tidak mungkin akan merontokkan bahasa Indonesia.
Inilah saatnya bangsa ini harus kembali untuk bertekad menjalankan amanat penderitaan rakyat, membebaskan bangsa dari penjajahan baru. Menata moral bangsa ini seiring dengan meningkatkan kemakmuran sebagaimana sumpahan pejuang bangsa mewujudkan kemakmuran berkehidupan bersama satu nusa satu bangsa satu bahasa yakni Indonesia.
Ajaib, dalam islam angka 28 memiliki keistimewaan tersendiri yakni mensimbolkan kemakmuran dan permohonan rahmat. Dalam kitab suci Al-Qur’an surah ke 28 yakni surah Al-Qashash surah ini menceritakan kisah Nabi Musa yang memohon kepada Allah Swt berupa rahmat dan kasih sayang-Nya. Sedangkan surah Al-Qashash ayat 28, Allah Swt berfirman :
قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا ٱلْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَٰنَ عَلَىَّ ۖ وَٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ
Artinya: “Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.” (QS. Al-Qashash/28: 28).
Oleh karena itu hendaknya sebagai seorang hamba jika ingin mendapatkan kemakmuran agar senanantiasa memohon rahmat dan kasih sayang Allah SWT. In syaa Allah bukan tidak mungkin dengan restorasi moral bangsa akan terbuka pintu kemakmuran dan Indonesia suar dunia sebagai keniscayaan. Tentang kehadiran Imam Mahdi hendaknya kita berserah diri pada Allah SWT seraya kita bangun bangsa ini berfundamen hukum berkeadilan dan tidak untuk menindas rakyat. (SP Mangunsastro, Sekjen PDKN, Demak 041024).