MEDAN | Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Menteri PU-PR Basuki Hadimuldjono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumandi melakukan peninjauan sejumlah proyek pembangunan di Sumatera Utara.
Dalam kunjungan di lokasi pembangunan Pelabuhan Belawan, Rabu (17/1/2018), mereka berdiskusi melihat sejauh mana pengerjaan reklamasi dilaksanakan.
“Perhatian Pemerintah Pusat sangat luar biasa untuk Sumut. Tadi kami sudah meninjau pembangunan yang sedang berjalan, seperti jalan tol, Pelabuhan Kuala Tanjung dan kereta api,” kata Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi.
Untuk mendukung pembangunan itu, Erry mengatakan bahwa pemerintah provinsi (Pemprov) dalam hal ini siap melaksanakan percepatan pengerjaan proyek, sesuai kewenangan yang ada. Sehingga seluruh tingkatan pemerintah dapat saling mengejar percepatan sebagaimana dicanangkan Presiden RI Joko Widodo.
“Untuk kondisi infrastruktur sendiri, saat ini kita dapat katakan sudah semakin baik. Karenanya kita berharap pemerintah pusat, terus mempercepat pembangunan,” ujarnya.
Erry mengatakan, ia telah meminta kepada pihak PT Pelindo I, agar pada tahun depan, pencapaian arus bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan bisa naik dari sekitar hampir 1 juta menjadi 1,6 juta. Termasuk juga arus bongkar muat barang di pelabuhan yang akan diperluas itu.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, dirinya bersama dua menteri sengaja menggelar diskusi di lokasi pembangunan agar dapat melihat langsung pengerjaan proyek. Dengan begitu akan dapat dilihat kendala, tekanan sekaligus bisa langsung mencari jalan menyelesaikan masalah.
“Intinya bagaimana bisa mengoptimalkan dana yang ada tanpa mengurangi kecepatan pengerjaan proyek. Jadi dengan kota diskusi di lapangan, tidak lagi hanya bicara teori, tetapi langsung, tahu bagaimana kendalanya apakah penerimaan, skema pembiayaan, penjaminan sampai pada pembebasan tanah,” katanya.
Dilihat dari statistik yang ada, angka arus bongkar muat barang baik ekspor, impor, antar pulau bongkar dan antar pulau muat, Sri Mulyani menyebutkan bahwa selama 2016-2017, terjadi peningkatan signifikan.
Dari 10,5 juta menjadi 25,2 juta. Sehingga dirinya menilai ada upaya menertibkan para importir beresiko sesuai program Presiden, mengurangi penyeludupan dan mengarahkan pelaku ekonomi ke jalur formal.
“Ini menunjukkan statistik aktifitas ekonomi yang meningkat sebagaimana disampaikan Gubernur. Jadi tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Ini cara kita melihat denyut ekonomi secara langsung dan melihat apakah kebijakan pemerintah ada hasilnya di lapangan,” pungkasnya. (***)
Editor: Roem Nasution