IRT Ngaku Tabrak BM Polantas, Warga Kecewa Dengan Pernyataan Korban

Stabat, SSOL-Pasca viralnya vidio yang beredar di medsos terkait kecelakaan ibu rumah tangga (IRT) di Jalan Proklamasi, tepatnya di Lingkungan XI, Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Langkat, Sabtu (13/7) kemarin, korban yang diduga jatuh karena dikejar dan dipepet oleh oknum Polantas Polres Langkat tersebut membuat pernyataan dalam bentuk vidio yang diunggah di medsos.

Dalam vidio tersebut, keduanya mengaku bernama Samiarni dan Sumarni dan tidak menyebutkan tempat tinggalnya. Mereka mengatakan, pada saat itu mereka dari Kota Stabat hendak pulang dan melintas di jalan Proklamasi Stabat. “Kami lihat oknum polisi mengunakan kereta ngejar laki – laki yang tidak mengunakan helm. Kemudian polisi tersebut melintangkan keretanya di tengah jalan,”. Beber Samiarni dan Sumarni dalam video berdurasi sekitar 1 menit lebih tersebut.

“Saat itu kereta kami berada di belakang Polantas tersebut gugup dan menabrak bagian belakang kereta Polisi. Setelah mereka menabrak kereta Polantas tersebut, mereka terjatuh. Kami lecet-lecet karena terjatuh, kemudian polisi membawa kami ke rumah sakit Surya Stabat,” terang Samiarni dalam vidio tersebut.

Dari unggahan video pernyataan Samiarni dan Sumarni di medsos, saat ditemui awak media, sejumlah warga yang pada saat terjadi kecelakaan berada di sekitar lokasi merasa sangat kecewa setelah mendengar pernyataan kedua korban tersebut.

Karena rasa kemanusiaan, kami langsung menyarankan dan membawa korban ke Pos Lantas tepat didepan Polres Langkat agar segera diberi bantuan medis,” beber warga yang tak ingin namanya disebutkan, Senin (15/7) sekira jam 17.00 WIB

Kekecewaan mereka berawal dari pernyataan Samiarni bahwa setelah kejadian terebut mereka dibawa langsung oleh Polisi ke rumah sakit. “Kecewa lah sama pernyataan korban itu, soalnya mereka ditinggalkan begitu saja oleh oknum Polantas yang mengakibatkan mereka jatuh. Pernyataan ibu itu bahwa mereka langsung diantar sama Polantas ke rumah sakit gak benar itu,” sambung warga lainnya.

Terpisah, Ketua DPW Lembaga Pemberantasan Korupsi (LPK) Sumut, Norman Ginting kepada awak media mengatakan kalau tindakan oknum Polantas tersebut sangat meresahkan. “Persoalannya, seharusnya Polisi itu melindungi masyarakat, bukan mencelakakan. Masalah ini harus ditangani Propam. Propam harus tanggap karena itu wewenang Propam,” ketus Norman.

“Pernyataan korban di FB itu terlihat seperti rekayasa. Pernyataan korban itu lah yang pantas disebut HoaX. Terlihat seperti ada intimidasi terhadap korban. Dalam vidio unggahan di medsos yang menunjukkan Polantas meninggalkan korban laka, itu melihatkan kejadian sebenarnya, bukan rekayasa, kok dibilang Hoax pula,” sambung Norman dengan nada kesal.

Norman berharap kedepannya intitusi Polri agar lebih profesional lagi. “Jangan lah kejadian seperti itu terulang lagi. Menurut perintah Kapolri, Polisi harus bisa melindungi masyarakat, bukan nakut-nakuti. Kalau ada salah dinasihati dan diberi peringatan. Jadi, oknum Polantas tersebut dah melanggar instruksi Kapolri,” ketus Norman.

Norman juga menyarankan kepada korban agar berkata jujur sesuai kejadian sebenarnya. “Kalau memang kebenaran mau ditegakkan, dan dia juga dibela masyarakat, cobalah dia berlaku jujur. Kalau dia merasa ditekan, ada lembaga untuk melindunginya,” ujar Norman.

Disamping itu, beredarnya vidio pengakuan korban kecelakaan tersebut juga mengundang perhatian anggota dewan di Kabupaten Langkat. Menurut kabar yang beredar, beberapa anggota dewan berencana untuk menemui korban kecelakaan tersebut untuk memastikan kebenaran pengakuan korban.

Fii