Dinkes Tapteng : Mari Kenali Gejala Kusta atau Lepra Mulai Sekarang

SIBOLGA, SSOL – Meski penyakit Kusta atau Lepra belum berkategori membahayakan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pihak Dinkes setempat mengajak masyarakat agar tetap waspada dan mengenali gejala penyakit menular itu.

“Penularan Kusta disebabkan bakteri, namanya Mycobacterium Leprae. Gejala paling sering yakni bercak dan mati rasa,” ungkap Kabid P2P Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah, Ewiya Laili kepada Wartawan saat pemeriksaan penderita penyakit Kusta di Lapas Klas II A Sibolga, Sabtu (26/1/2019).

Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit Panu. Perbedaannya terdapat pada gejala, jika pada Kusta bercak menyebabkan mati rasa, sementara Panu, mati rasa tidak terjadi.

“Bedanya dengan Panu dia tidak mati rasa, kalau kusta ini tidak berasa, biasanya kalau dia stress tinggi dia bisa lemah,” kata Ewiya.

Diterangkannya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui pernafasan atau pertukaran cairan dalam rentang waktu yang sering dan berkali-kali.

“Memang menular melalui saluran pernafasan dan bakteri,” ucap Ewiya.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik. Karena penularan penyakit ini tidak mudah terjadi. Di Tapanuli Tengah, lanjut Ewiya, kasus penularan yang pernah ditemukan terjadi dari ibu ke anaknya.

“Yang pernah kita temukan kasus kusta itu menular dari ibu ke anaknya, tapi biasanya gak gitu gampang nularnya, dan tergantung kepada tingkat kekebalan tubuh, gizi bagus, kebersihan bagus, tidak gampang tertular, jadi jangan takut,” jelas wanita berhijab merah muda ini.

Terkait pengobatan, Ewiya menyebut penyakit ini bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi obat-obatan. Menurutnya, pada penderita akan diberikan obat untuk dikonsumsi selama 6 bulan penuh.

“Sipenderita akan diberi obat selama 6 bulan, dan tidak akan menular lagi, tapi kita ingatkan jangan putus minum obat, kalau berhenti nanti dia harus mengulang lagi minum obat dari awal,” tandasnya.

IWAN PAKPAHAN