Sawit Seberang, SSOL.COM-Penertiban bangunan liar di perkebunan PTPN II Afdeling VI, Blok N 1, Desa Mekar Sawit, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat nyaris ricuh. Pasalnya, massa yang berjumlah ratusan orang menghadang pihak kebun untuk menertibkan bangunan yang berdiri di areal sekitar kebun, Rabu (8/1) sekira jam 09.30 WIB.
Tampak terlihat aparat gabungan dari Polres Langkat dan TNI melakukan pengamanan agar tidak terjadi gesekan antara masyarakat dan pihak PTPN II. Saat penertiban akan dimulai, ratusan masyarakat spontan menghadang eskavator yang akan mengorek parit dan membongkar bangunan di areal tersebut.
Akibat dari penghadangan yang dilakukan masyarakat, penertiban pun dihentikan sejenak. Kedua belah pihak sepakat akan melakukan pertemuan untuk membahas permasalahan tersebut.
Rudi Hartono Sembiring dan didampingi Hendro Julianto selaku kordinator lapangan (korlap) mengakui, tidak terima atas pembongkaran tersebut. Mereka menganggap apa yang dilakukan pihak PTPN II dan dikawal aparat kepolisian serta TNI, adalah tindakan semena-mena.
Untuk itu, mereka turun ke lapangan agar penertiban tidak dilakukan. Kalaupun tetap dilakukan, pihaknya mengancam akan terus melakukan perlawanan dan akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi.
“Ini merupakan tindakan semena-mena dan penindasan terhadap rakyat kecil. Pokoknya kami tidak terima diperlakukan seperti ini. Kami rakyat kecil ini juga bagian dari negara,” kata Rudi.
Rudi menambahkan, sejak 15 tahun silam sudah ada parit batas dibelakang tiang listrik yang merupakan batas lahan PTPN II. Dan tidak ada sedikitpun larangan untuk mendirikan bangunan. Namun kenapa setelah ada kios, pihak perkebunan hendak menertibkannya.
“Kenapa tidak dari dahulu ada larangan. Ini setelah adanya kios yang sudah berdiri cukup lama kenapa baru dilarang. Lagiankan sudah ada batasnya dibuat parit dibelakang tiang listrik,” kesal Rudi.
“Kami ini hanya mencari makan seperak dua perak saja. Kenapa ditindas seperti ini. Kami sudah mendirikan kios sudah tahunan loh. Harusnyakan ada pemberitahuan dulu, jangan main bongkar saja. Memangnya kami buat ini pakai daun apa,” sebut warga lain.
Ahmad