Batu Bara. SSOL.COM-Akibat banjir dan longsor gudang sparepart, pagar depan rumah R. Kartino warga dusun 6 desa sumper padi hancur tanpa bekas. Peristiwa banjir ini ada tiga kali kejadian, pertama Bulan Agustus, kedua Bulan September, dan ketiga menyusul pada Bulan Oktober.
Kartino menceritakan, pasca kejadian banjir akhir bulan agustus, ambruk nya benteng parit di samping rumah saya, itu akibat limpahan banjir dari parit Perkebunan PT.PN III Kebun Limau Manis dan Perkebunan Lonsum Dolok Estate, kata Kartino dengan nada kecewa, saat di wawancara medis di depan lokasi rumahnya, Minggu, (25/11).
Lanjut Kartino, paca banjir akhir bulan agustus, seminggu kemudian masuk nya bulan september banjir lagi, saya bersama anak langsung mendatangi kantor PT.PN III di simpang masuk Teluk Bayur Petatal, tiba di kantor, saya berjumpa dengan KTU Pak Patar Manalu, begitu saya sampaikan peristiwa di lapangan, lalu Patar berjanji, akan berupaya untuk memberikan bantuan. Kemudahan Kartino meninggalkan Patar di ruang kerjanya.
Namun setelah masuk bulan oktober, banjir menyusul lagi, keadaan itu Kartino sangat panik, janji yang di janjikan oleh Pihak PT.PN III Kebun Limau Manis hanya sekedar cerita, atau pepesan kosong.
Pada bulan oktober memang ada pihak Perwakilan dari Perkebunan PP. Lonsum Dolok Estate dan Perwakilan PT.PN III Kebun Limau Manis, melihat keadaan rumah saya dan lokasi banjir, disitu ada Anggota DPRD, serta Wabup, namun saya enggak paham entah apa yang mereka bincangkan. Padahal Pembesar yang datang, akan tetapi belum ada tindak lanjut nya, beber Kartino.
Saat ditanya media, apakah Pemkab Batu Bara ada memberikan bantuan, kartino menjelaskan sewaktu kejadian banjir pertama yakni bulan agustus, hanya yang datang pihak Penanggulangan Bencana Alam (BPBD) Batu Bara, bantuannya berupa tanah timbun dan pulahan karung 30 kg berisikan pasir, untuk penanahan benteng parit, hanya itu saja, jelas kartino dengan enteng.
Bagaimana bisa bertahan, minimnya karung berisikan pasir, takkan mampu membendung terjangan limpahan banjir dari dua perkebunan itu, lihatlah, ukuran lebar paritnya lebih kurang 3 meter, kedalamannya hanya lebih kurang 3 meter, mana bisa menampung luapan banjir yang datang dari dua perkebunan, akhirnya limpahan banjir jatuh ke parit pemukiman warga, tutup nya dengan penuh nada kecewa.
Menanggapi terkait warga korban bencana banjir, Budi Santoso salah satu Tokoh Pemerhati dan juga Pengurus GM. Puja Kesuma Batu Bara. Budi sangat prihatin kepada warga yang tetimpa musibah, kerena gudang sparepart nya rata dengan tanah, pagar depan rumahnya putus dua.
Budi turut kecewa, rasa kecewanya langsung di ungkapkannya ketika ia sedang berada di lokasi rumah warga tersebut. Dia menuding, dua Perusahaan Perkebunan itu salah besar, jangan untung nya saja dipikirkan, sementara dampak dari limpahan banjir dari lahan perkebunan mereka, korbannya tempat pemukiman warga, mana yang di katakan PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) itu? Jangan mencari keuntungan perusahaan saja, sementara keberadaan lingkungan sekitar tak peduli, tandasnya.
Sudah sepantasnya, Perusahaan Perkebunan itu harus bertanggung jawab, karena ulah mereka lah warga kena dampak kiriman banjir dari lahan perkebunan mereka, demikian tanggapan dari Pengurus GM. Puja Kesuma tersebut,
Aci Mukhlis